Sabtu, 23 Februari 2019

Keluarga adalah wadah dimana kita bisa saling berbagi kasih antara satu dan lainnya.
Keluarga adalah tempat mengadu keluh kesah serta bshagia kedua setelah Tuhan.
Keluarga adalah point utama kadar bahagia dalam kehidupan.
Keluarga adalah obat terampuh dalam penyembuhan.
Keluarga adalah tolak ukuran kesuksesan dan pembentukan karakter anak.
Keluarga adalah hal terpenting dalam aspek kehidupan.

Aku adalah seorang anak, istri, serta juga seorang ibu. Aku anak ke-4 dari 4 bersaudara. Sangat menyenangkan memiliki ibu yg penuh kasih syg, dan ayah yg sgt perhatian kpd anak perempuannya, dan juga aku selalu rindu dengan kakak & ayuk ku. Aku selalu bahagia bersama mereka, meskipun terkadang ada cekcok antara kami sekeluarga. Tapi itu bukan masalah, karena rasa syg kami lebih besar dari permasalahan apapun.

aku dalah wanita bersuami yang tinggal bersama orang tua suami (mertua). Suamiku anak ke-3 dari 3 bersaudara. Suamiku seorang anak yg baik dan patuh pd orang tuanya, iapun sangat menyayangi org tuanya.

Mertuaku ialah orang yg memiliki (lumayan) banyak harta, tapi tidak berbentuk uang. Ia menyayangi anaknya dan juga mengendalikan anaknya dengan harta yg dimilikinya. Terutama suamiku, sangat mudah dikendalikannya, dibandingankan anak yg lainnya, karena mmg suamiku anak yg selalu menuruti perkataan dan kemauan ibunya selama ini. Ini tidak sama dengan kakak suamiku yg melawan bahkan membentak ayah mertua.

Rumit, Rumah tanggaku kini sangat rumit. Bukan karena permasalahan antara aku dan suami, melainkan mertuaku yg selalu menyetir rumah tangga kami. Oncak dari setiap masalah dalam rmh tangga ku adalah ibu mertuaku. Ibunya selalu memarahinya dan juga pernah mengusirku. Yang sangat membuat luka ketika suami tidak bisa membelaku, ia justru diam seolah ingin aku pergi dan ia tidak bisa berbuat apaapa.

Sedih sekali,
Ketika masalah ini menghampiriku, aku tidak bisa lagi berbagi cerita kpd ayah ibuku. Dadaku sesak penat setiap memikirkan beban ini sendiri. Sempat aku bercerita kpd seseorang, tapi sepertinya aku salah memilih orang. Nampaknya akan semakin memperkeruh keadaan.

Aku hanya berharap suamiku bisa lebih tegas terhadap ibunya, dan bisa mengambil keputusan yg benar. Aku tidak mau selalu dikendalikan, dikekang, serta merasa terancam oleh mertuaku sendiri.

Semoga kebahagiaan mendatangi keluarga kecilku.


Kamis, 15 Maret 2018

Lirih


Takdir...

inikah takdirku?
jika benar iya, dapatkah rasa sakit ini dikurangi?
apakah aku bisa mengelak takdirku?
apakah aku bisa mengubahnya?
apakah aku bisa?
.......

seakan ditusuk sembilu
hatiku teriris samurai
hancur hingga mendebu hitam hilang terbawa angin
bergulung-gulung takdirku di udara tergulung oleh topan
aku merana, merintih, menagis seorang diri
sepi dihati, hanya lirih menemani
kepada siapa aku berlindung?
tidak! tidak ada tempat berlindung
teman hati tak lagi perduli
penjaga hati tak lagi terjaga
telah hilang ditelan sang indung

harus berlari kemana aku kini
aku tak miliki arah untuk pergi
sebatangkara bagai cacing kepanasan
aku terbelengu dalam bangunan bertiang kokoh
damai dipandang namun berjeritan didalam
aku terikat rantai besi besar bergembok
tak mampu lagi mencari kunci yang tenggelam dilautan

oh takdir, pertemukan aku dengan kebahagian





Minggu, 17 April 2016

Wanita Hebat


Wanita tua ini sangatlah lugu, entah sungguh lugu atau sikap yang hanya untuk menghindar hal buruk yang dapat menyakitkan hati.

Awal cerita ia dinikahi suaminya pada tahun 1984. Dikala itu usianya menjajaki 25 tahun, sungguh sangatlah dewasa kisaran usia tersebut pada masa itu. Pernikahan yang penuh dengan perjuangan, ia selalu memberikan semangat, kasih sayang, dan dukungan kepada suaminya yang mana berjuang dengan tetesan keringat & darah guna menafkahi sang istri dan calon buah hati mereka.

Seperti itulah setiap hari hingga pada tahun 1986 pasangan suami istri ini dikaruniakan seorang anak laki-laki. Anak ini melengkapi kebahagian diantara keduanya, kebahagiaan terpancar diraut wajah mereka. Belum lama, ternyata istripun mengandung lagi dan melahirkan anak keduanya di tahun 1987. Dan lagi mereka mendapati jagoan. Sama halnya anak pertama, pasangan ini sangat berbahagia. Hari-hari berlalu dengan tidak terasa anak pertamanya telah berusia tiga tahun, dan yang kedua berusia dua tahun. Dua jagoan ini sangat merepotkan ibunya, tapi hal itu bukanlah sebuah masalah justru menyenangkan baginya dapat mengurus dan bermain bersama anak-anaknya.

Hari berganti hari, mereka dikaruniakan anak perempuan, saat itu tahun 1989. Setelah dua jagoan akhirnya mereka mendapati anak perempuan. Tiga tahun berlalu, lagi-lagi pasangan ini masih dipercayakan oleh Tuhan untuk dititipkan seorang anak perempuan (1992). Pasangan berbahagia ini sangat senang memiliki dua pasang putra dan putri.

Namun tidak disangka, saat usia 8 tahun anak kedua mereka jatuh sakit, hingga mata anaknya tidak bisa melihat. Bertahun-tahun semua pengobatan sudah ditempuh. Tapi Tuhan berkehendak lain, Ia sangat menyayangi anak itu dengan mengambilnya kembali pada-Nya. Kepergian anak itu membuat ibunya sangat terpukul. (Wahai ibu, Sungguh besar cobaan mu, Tuhan percaya kau mampu melewati ini). Sungguh tidak ada orang yang mau kehilangan anaknya, bertahun-tahun ia tak pernah lepas dari bayangan anak yang sangat ia sayangi itu.

Singkat cerita, foto wanita ini diambil pada tahun 2016. Kini ia sudah tua, dan tenaganya tak sekuat dulu. Diusia tuanya ia mengurus suaminya yang sudah berusia 62 tahun, yang juga adakalanya jatuh sakit. Dan hal yang samapun dilakukan suaminya. Pasangan ini tak mampu lagi untuk berpikir keras, tapi mereka sangat tabah, sabar, & ikhlas menghadapi cobaan yang menghempas kehidupannya dan anak-anaknya.
Kau wanita hebat, menguatkan disaat rapuh, kau bercahaya disaat gelap, kau yang tak pernah menampakkan wajah sedih disaat terluka, kau yang selalu berkorban perasaan untuk kebahagiaan anak-anakmu, kau... adalah ibuku.

Terima kasih wanita hebatku, kau telah berikan semua yang terbaik untuk anak-anakmu. Kini aku sudah tumbuh besar, aku pastikan tidak seorangpun boleh menyakitimu lagi. Akan kuciptakan kebahagiaan untuk kau dan suamimu.






Kamis, 26 Maret 2015

Ayah, sehat ya..

Sedih sekali ketika melihatnya merintih, tak kuat hati ini mendengar rintihan itu. Sembuhkan ayahku Tuhan, berilah ia kesehatan, Cukupkanlah rasa sakit yang ia rasakan. Jika bisa ditukar, biarlah aku yg merasakan sakit itu, jangan ayahku. Biarkanlah ia bahagia di masa tuanya.

Ayah tercinta, cepat sembuh yah..
We love you

Senin, 16 Maret 2015

Aku Menyayanginya

Dia bagaikan bintang, bintang yang setiap malamnya memberikan sinar diduniaku. Tak pernah mengeluh untuk tetap memberikan bahagia kepada cintanya. Dia siap sedia selalu ada untukku, entah kapan dan pada saat apapun aku butuh akan dirinya, bagaikan lintasan kilat sekejap mata ia hadir di hadapku.

Aku menyayanginya, perlahan-lahan hingga tersadarkan olehku bahwa dia tidak pantas untuk dikecewakan. Oh Tuhan, dia berhasil membuatku mencintainya.




Sabtu, 20 Desember 2014

Sebuah Koreksi Hati

Terima kasih Tuhan ..
Terima kasih untuk kebahagian atas keluargaku
Terima kasih untuk kebahagian atas hatiku
Terima kasih untuk pencapaian karirku
Terima kasih untuk cinta yang kau kirimkan untukku
Terima kasih atas semua nikmat-nikmat Mu dalam hidupku

Mengerti akan semua jalan Mu, baru tersadarkan olehku besarnya Engkau mencintaiku
Semua yang terjadi aku yakin betapa itu sangat baik untukku
Kau hilangkan semua hal buruk yang aku anggap itu baik
Untuk semua yang telah terjadi, tak akan ku ulangi kesalahan dan kebodohanku yang lalu
Untuk Mu, untuk pintu surga Mu, gerbang kebahagianku ...
Terima Kasih Tuhan


Sabtu, 04 Oktober 2014

Please God, Aamiin ..

Dimalam menjelang hari raya idul adha, Gema takbir menghantarkan ingatanku akan kerinduan bersamamu.

Tuhan perkenankanlah aku bertemu dengannya, tak masalah bagiku harus menunggu satu dua atau tiga tahun, atau mungkin bertahun-tahun lagi. Aku mohon Engkau hadiahkan pertemuan antara aku dan dia.

Happy eid mubarrak