Sabtu, 20 Desember 2014

Sebuah Koreksi Hati

Terima kasih Tuhan ..
Terima kasih untuk kebahagian atas keluargaku
Terima kasih untuk kebahagian atas hatiku
Terima kasih untuk pencapaian karirku
Terima kasih untuk cinta yang kau kirimkan untukku
Terima kasih atas semua nikmat-nikmat Mu dalam hidupku

Mengerti akan semua jalan Mu, baru tersadarkan olehku besarnya Engkau mencintaiku
Semua yang terjadi aku yakin betapa itu sangat baik untukku
Kau hilangkan semua hal buruk yang aku anggap itu baik
Untuk semua yang telah terjadi, tak akan ku ulangi kesalahan dan kebodohanku yang lalu
Untuk Mu, untuk pintu surga Mu, gerbang kebahagianku ...
Terima Kasih Tuhan


Sabtu, 04 Oktober 2014

Please God, Aamiin ..

Dimalam menjelang hari raya idul adha, Gema takbir menghantarkan ingatanku akan kerinduan bersamamu.

Tuhan perkenankanlah aku bertemu dengannya, tak masalah bagiku harus menunggu satu dua atau tiga tahun, atau mungkin bertahun-tahun lagi. Aku mohon Engkau hadiahkan pertemuan antara aku dan dia.

Happy eid mubarrak

Selasa, 30 September 2014

Dilema Cinta dalam Logika Asmara


Pada yang pertama, aku pernah meletakkan beribu asa. Pada yang seharusnya paling berkesan, aku pernah menanamkan berlaksa impian. Pada setiap angan-angan, aku pernah menaruh kisah indah kita di setiap bagian. Karena harapanku pernah sebesar cinta yang pernah kita banggakan.Pada yang pertama, akhirnya aku berjabat tangan dengan cinta. Pada yang pertama, aku meletakan percaya. Pada yang pertama, disitulah ternyata kecewa bermula.

Aku tak pernah menyangka, berbangga adalah sesal yang tertunda. Sepertinya salah, jika berkali-kali demi mengatasnamakan kepercayaan aku mengalah.

Selalu ada yang pertama untuk segala hal. Termasuk diantaranya cinta, juga luka. Dan bagiku, kamulah kedua-duanya. Sebelum denganmu, tak pernah sejauh ini rasaku mau berjalan. Sebelum kehadiranmu, tak pernah sedalam ini cinta mampu kurasakan. Pun, sebelum kita bersama, belum pernah sedih mampir begitu lama.

Lalu aku teringat kata pepatah; betapa memang selalu ada beberapa keinginan yang tidak sejalan dengan kenyataan. Aku percaya pada semesta yang membawakan kesedihan, namun juga menjadi pendidik untukku bisa menerima keadaan. Walau harus sendirian aku merekatkan kembali kepingan-kepingan hati akibat kekecewaan. Walau harus sendirian aku menguatkan diri dengan berbagai dukungan yang kubuat sendiri.

Pada yang pertama, aku pernah merasakan bagaimana pahitnya cinta yang mereka rangkai dengan penuh bahagia. Mungkin lukanya terasa ganda. Kamulah penggerak pintu hati agar terbuka oleh cinta dan pemaksa hati tertutup oleh luka. Dua-duanya kucicipi lewat satu nama.

Aku tak tahu kapan hati ini sembuh, atau malah lukanya semakin melepuh. Aku tak tahu masih adakah percaya yang bisa kuberi pada yang nanti akan mengganti setelah kecewa menggerogoti hati.

Apakah cinta begini yang dulu kau janjikan untuk kucicipi? Apa semua pemberi cinta seperti ini? Menyodori bungkusan kebahagiaan, dengan isi penuh racun pembasmi hati.

Bukan berakhir bahagia namanya, jika terus menerus kamu memberi kecewa. Padahal angan-angan terlanjur kuterbangkan begitu tinggi, menyentuh langit teratas rencana-rencana yang telah kita sepakati. Nyatanya, kamu bagaikan awal yang justru membuatku ingin mengakhiri. Kamu memperkenalkan aku manisnya cinta, kemudian mengajakku mencicipi pahitnya terluka. Sukses, aku dibuat menyesal menjadikanmu yang pertama.

Bersamamu, bahagia pernah lewat meski waktunya hanya sesaat. Bersamamu, sela-sela jemari seperti menemukan pengisi di antara namun hanya sementara. Bersamamu, rindu menemukan titik terakhirnya untuk berlabuh tapi kemudian harus kembali melangkah dengan semangat yang tak lagi utuh.

Langkah-langkah kaki masih ingin menujumu, pertama yang juga sudah menanamkan ragu. Namun logika sudah enggan, dan ini mungkin sudah saatnya untuk kita saling melupakan; membukakan kesempatan untuk cinta yang kesekian.

Ini batas terakhir, kepadamu cinta akan mengalir. Jika kepadamu hati hanya penuh dengan perban disana-sini, aku enggan untuk menjalani dan berharap kembali. Aku undur diri dalam menaruh peduli. Aku angkat kaki atas ruang mimpi yang belum terbenahi. Aku melepaskan jabatan untuk selalu memberi perhatian. Aku bersiap menyudahi tetes air mata yang jatuh di pipi. Jika bukan kepadamu cinta bekerja dengan sempurna, maka aku percaya hati punya ruang bagi yang benar-benar mencintainya. Mungkin dia yang akan mengembalikan senyumku lagi.

Tersakiti adalah masa transisi untuk mendewasakan hati. Tersakiti mungkin adalah perantara bagi siklus bahagia selanjutnya. Pada yang pertama, hati telah mencicipi bermacam rasa.

Kamis, 20 Maret 2014

Tuhan, Aku lelah

Terkadang aku menjadi begitu lelah, terutama dalam menata hati. Ada banyak bagian yang begitu susah kumengerti, ntah bagaimana Tuhan menjadikannya hingga begitu rumit untuk kupahami.
Bukan hanya perasaan cinta yang harus kutahan agar tak menggebu, atau perasaan sedih yang harus ku urai agar tak menyepi aku dalam lubang hitam pekat tak bermassa. Banyak hal yang masih tak kumengerti tentang rasa, tentang emosi, dan tentang jiwa. Waktu dua puluh satu tahun belum cukup bagiku memetakan sifat-sifat dasar manusia.
Lelah, aku begitu lelah. Ingin berbaring sejenak untuk melepas penat, namun rasanya akan sangat sulit. Berbaring hibernasi puluhan abad pun tetap tak akan mampu mengangkat rasa letih ini. Rasa yang begitu membuatku menghela nafas panjang. Aku capek!

Tuhan, aku lelah. Aku merasa Engkau mengerti, namun mengapa terus menunda mencabut akar jiwa ini? Tugas apalagi yang belum tuntas?
Aku bukan nabi-Mu, aku juga bukan rasul-Mu, dan aku bukan pula iblis-Mu yang kau tugaskan menggoda manusia. Tak ada tugasku untuk menggiring manusia kepada kehendak-Mu, dan engkau juga tak pula menjadikan aku iblis agar menyesatkan manusia. Jika memang demikian, mengapa terlalu lama engkau memberi aku tempat di dunia?
Apa statusku? Tuhan, sungguh aku kelelahan.
Engkau tahu kan, kadang sikapku seperti malaikat. Namun tak jarang aku menunjukkan wajah iblis dan setan-setan yang Kau kutuk itu. Aku berikan efek dualisme kepada manusia agar mereka mengerti, apapun wajahku adalah tetap aku. Agar mereka mengerti bahwa pemilik segala kegelapan dan cahaya terang benderang adalah Engkau. Agar mereka mengerti, butuh cahaya untuk berjalan dalam jalan gelap menuju-Mu.
Tuhan, aku merasa Engkau terlalu banyak diam terutama terhadapku. Marahkah Engkau? Tidak inginkah Engkau menjadikan aku seperti dahulu, kita saling tertawa saling curhat-curhatan.
Aku curhat tentang masalahku dan Engkau tentang tugas-Mu. Kau selalu membimbingku selaku layaknya guru, hingga hidup pun terdiam tak memiliki ruang untuk cemburu. Aku menyebut nama-Mu seribu kali dan Engkau pun bernyanyi dengan namaku sejuta kali. Sungguh indah, namun itu dulu.
Aku tak mengerti, sejak kapan Engkau mulai diam terhadapku.
Tuhan, sumpah aku teramat lelah.
Berbicaralah, jangan terus diam. Berikan aku petunjuk atau hatiku telah terlalu hitam hingga suara-Mu yang keras mengguntur sama sekali tak kudengarkan?! Atau sudah terlalu tulikah aku?
Tak Engkau gubris air mataku yang terus mengucur dimalam-malamku? Namun terhadap manusia aku tetap tertawa, tersenyum seolah tak ada yang terluka. Padahal sejatinya aku sedang sekarat dan jiwaku yang kehausan amat begitu letih. Menunggu mati.

Tuhan, Engkau tahu apa yang paling kutakutkan? Jika aku bertemu dengan-Mu tanpa perasaan cinta. Aku takut jika aku bertemu dengan-Mu kelak yang ada hanyalah perasaan takut. Sungguh jangan seperti itu. Berikan aku rasa cinta kepada-Mu lebih luas dari dunia dan segala isinya. Agar tak letih aku menunggu kapan Engkau cabut akar jiwa ini.
Tuhan, aku ingin mencium-Mu untuk yang kesekian kali. Sungguh rindu ini memuncak, memberi rasa letih dan harapan cemas, kapan kita akan saling bercinta.
Tuhan, aku menunggu… dalam letih.
Tuhan, jangan terlalu lama. Sungguh aku teramat lelah.

Senin, 17 Maret 2014

Ke-17 Bulan



Sesaat terdiam jika aku memikirkan hal-hal indah. Terkadang aku tertawa mengingat hal lucu, terkadang aku berfikir “mengapa semua ini aku alami dan begitu cepat?” aku tidak menyalahkan waktu, aku percaya semua ini adalah takdir dan semua ini pilihan mu, hanya saja aku yang tidak cukup pintar dan dengan mudahnya dibodohkan oleh semua kata juga janjimu.

Harus berapa lama lagi aku menahan gejolak dihati ini? Penat sekali. Otakku sakit seolah-olah kepalaku akan pecah memikirkan ini. Aku bingung harus berbuat apa. Tidak ada yang bisa aku lakukan, aku terdiam dan menunggu waktu. Cukup lama aku memendamnya. Disini aku meratapi, disana kau disibukan dengan dunia baru mu.

Bukan maksud untuk mendoakan yang tidak-tidak, tapi aku yakin dan percaya karma itu ada dan terus berjalan. Karma dan penyesalan itu hampir sama, datangnya selalu diakhir. Setiap air mata yang jatuh dari orang yang kau sakiti itulah karma yang akan hadir. “tidakkah kau tau banyaknya tangisan ini karena mu?”  Aku sempat berfikir hal-hal yang gila dan bodoh saat aku merasakan sakit ini. Sakit yang tak bisa terungkapkan. Cukup kau ingat AKU PEREMPUAN dan disekelilingmu banyak perempuan. Dan bukankah kau tau Tuhan itu ada dan sangat adil? :)

Jika saja bisa ku putar waktu, aku lebih memilih tidak mengenal mu walaupun pada kenyataannya aku sangat mencintaimu. Selamat tanggal 17 ....

Selasa, 25 Februari 2014

Jangan Khawatir, AKU disini Bersamamu


Pernah saat aku duduk santai dan menikmati hariku, tiba-tiba terpikirkan olehku ingin berbuat suatu kebaikan untuk seseorang. “Ternyata itu adalah Allah yang sedang berbicara denganku dan mengetuk pintu hatiku”

Pernah saat aku sedang sedih dan kecewa tetapi tidak ada orang di sekitarku yang dapat aku jadikan tempat curahan hati? “Ternyata itu adalah Allah yang sedang rindu padaku dan ingin agar aku bicara pada-Nya”

Pernah tanpa sengaja aku memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu, tiba-tiba orang tersebut muncul, atau aku bertemu dengannya, atau aku menerima telepon darinya? “Ternyata itu adalah kuasa Allah yang sedang menghiburku”

Pernah aku mendapatkan sesuatu yang tidak terduga, yang selama ini aku inginkan tapi rasanya sulit untuk didapatkan? “Ternyata itu adalah Allah yang mengetahui dan mendengar suara batinku serta hasil dari benih kebaikan yang mungkin ku taburkan sebelumnya”

Pernah aku berada dalam situasi yang buntu, semua terasa sulit, begitu tidak menyenangkan, hambar, kosong bahkan menakutkan? “Dan ternyata itu adalah saat Allah mengizinkan ku untuk di uji, dan Allah ingin mendengar rintihan serta do’a ku agar aku menyadari akan keberadaan-Nya, karena dia tahu aku sudah mulai melupakan-Nya dalam kesenangan”

Jika saja aku peka , akan sering ku sadari akan kasih dan kuasa Allah selalu ada disaat manusia merasa dirinya tak mampu. DAN TIDAK ADA YANG KEBETULAN..

Tenangkan diri, merasakan kehadiran-Nya yang berkata “Jangan khawatir, AKU disini bersamamu”

KITA Sangat Berarti


Dipertengahan malam yang kujumpai hanya kilasan memori tentang “KITA”. Aku terbangun, terduduk, terdiam mengingat-ingat wajah yang kutemui dalam tidurku.
Ku sebut ia “Lucky”, satu kata yang bermakna untukku, yang selalu ku jadikan nama di handphoneku, ku tulis nama itu di halaman awal buku kuliahku dari seseorang. Seseorang yang terus membuatku merasakan rindu hebat, seseorang yang telah banyak mengajarkanku tentang arti kehidupan, suka, duka, sedih, bahagia aku rasakan bersamanya. Darinya aku belajar dari hal yang aku tidak tahu hingga aku tahu.

Dan pada akhirnya dialah yang mengajarkanku akan sebuah penantian, karenanya banyak sekali waktu yang KITA lewati. Aku ingat, dulu sempat aku menerima sebuah picture darinya yang bertuliskan penggalan lirik lagu Uje, Bidadari Surga. Yang sangat ku ingat kala itu “Saat ku tak ada, ku jauh darinya, amanah pun jadi penjaganya”.

 Setelah ku pikir, seolah sangat terencana apa yang kini terjadi. Sekarang ia menghilang dan KITA telah jauh. Tapi aku yakin Tuhanku ingin aku bersabar sampai menunggu saat itu tiba, saat dmana KITA bahagia bersama karena KITA sangat berarti

Aku rindu…

Sabtu, 22 Februari 2014

Memelukmu dengan doa

Aku pernah mencintai seperti matahari yang mencintai bunga.. 
memberikan sinarnya agar bunga bisa mekar bersemi…
namun aku hanya bisa memandang dari jauh.. 
saat kupu-kupu yang menari bersama bunga…

Aku pernah mencintai seperti pohon yang mencintai daun..
namun angin merenggutnya dalam cengkeramannya yang sporadis…

Aku pernah menunggu mekarnya bunga kaktus yang indah dalam keringnya padang gurun yang gersang, hingga bunga kaktus itu mekar.. 
namun aku tak mungkin menetap bersama kaktus itu..
aku harus terus melangkah.. 
ia hanya menjadi penolong di saat aku hampir tak punya asa.

Aku pernah mencinta bagai laut lepas yang mencintai batu karang.. 
berusaha memahat namaku pada dinding-dinding cadasnya.. 
namun karang tetaplah bergeming… 
hanya buih-buihku yang menyelusup pada pori-pori karang itu… 
tanpa pernah aku bisa bersamanya…

Jika semua ini bagian dari bumbu kehidupan, maka Tuhan akan membantu melewatinya dengan memberikan kekuatan hati. Dan aku disini memelukmu dengan doa .....

Senin, 17 Februari 2014

Coretan Kecil

Harusnya ini menjadi berita baik untuk karirku, aku bersyukur atas apa yang ku peroleh dengan kerja keras selama ini. Tapi entahlah, rasanya semangatku untuk meraih impian yang telah terencana memudar dengan cepatnya. 
Oh Tuhan, Apa yang terjadi? semua seolah nampak sia-sia ...

Hidup mengajarkanku banyak hal
aku pernah jatuh.. Aku mampu, dengan keyakinan yang tinggi aku bangkit dan melangkah kembali.

saat ini bukan jatuh, tapi aku dihempaskan kejurang hutan belantara.
aku tersesat tanpa bekal, yang aku miliki hanya cahaya sepasang lilin kecil yang kusebut "Ayah & Ibu"

Berharap cahaya inilah yang akan menuntunku menemukan jalan pulang :')



Selasa, 04 Februari 2014

Lelah Mengejar Dunia



"Aku jauh dari kata soleha
Aku bukan gadis setabah Aisyah,
Bukan pula gadis sesuci Mariam.
Aku hanya pendosa yang sedang
Berusaha jadi yang lebih baik
Dimata Allah"

Aku lelah mengejar dunia ini
Telah ku coba tegar namun semua tak lebih baik
Yang ada keterpurukan semakin menjadi
Aku ingin pulang Tuhan ...
Sampai kapan pedih sendiri ini aku rasa???
Sampai ajal menjemput?
Aku mungkin masih beruntung hanya kehilangan bagian dari diriku,
Karena banyak orang-orang diluar sana 
yang bahkan kehilangan keluarganya
Dan meraka tetap bersabar tegar menghadapinya

Tapi Tuhan
Mohon Engkau pertimbangkan lagi hal yang menimpaku
Tak pantaskah aku bahagia?
Ampuni aku wahai Dzat yang Maha Mendengar
Tunjukan kebahagiaan itu lagi
Janjiku akan menjaganya dijalan yang Kau ridhoi ...

salaamun qoulammirrobbirrohiim

Rabu, 29 Januari 2014

WAHAI DIRIKU



Perhatikan baik-baik dirimu
Ternyata sampai detik ini engkau masih saja tersesat
Dalam hutan belantara hatimu..

Sudah berapa lamakah engkau tersesat dan tidak menemukan jalan keluar?

Padahal
Saat engkau berada di alam ruh
Sedikitpun engkau tidak memiliki keinginan,
Saat engkau berada di alam rahim
Mulai muncul keinginan dalam dirimu,
Saat engkau di alam dunia
Engkau mengejar segala apa yang menjadi keinginanmu,
Saat engkau berada dialam barzah
Muncul penyesalan atas segala keinginanmu,
Saat engkau berada di alam akhirat
Disinilah engkau harus mempertanggung jawabkan
Segala apa yang telah engkau dapatkan dari keinginanmu .......

Wahai diriku ....
Yang membedakan antara manusia dengan manusia lainnya
Adalah akalnya, imannya, juga cintanya ........
Romantisme dalam ibadah adalah wujud aktualisasi cinta seorang hamba
Kepada Rabb nya

Wahai diriku ....
Nafsu mampu berkuasa karena adanya
sebuah penghianatan dalam penguasaan iman
Setiap hari terjadi peperangan yang teramat sangat dahsyat
Antara akal dan nafsu
Dan lagi lagi harus akal yang kalah
Kenapa ???

Wahai diriku ....
Haruskah diri ini memanggil paksa “Izrail” dalam kematian

Duhai diriku yang penuh dengan kekurangan
Jika engkau pagi ini dibangunkan Alloh SWT
Pada hakekatnya engkau bukan hanya panjang umur
Tapi juga diberikan kesempatan untuk menambah  dan memperbanyak
Apa yang harus engkau bawa sebagai bekal pulang nanti